Rabu, 31 Desember 2014

Bisnis Waralaba Makanan Paling Menjanjikan di Tahun 2015

 
Bisnis Waralaba Makanan
 
 
Anda yang tengah mencari peruntungan dalam berbisnis, cuan waralaba atau franschise tahun depan masih menggiurkan. Pertumbuhan ekonomi yang membaik mendorong naiknya pendapatan warga. Utamanya, kenaikan jumlah kelas menengah.

Boston Consulting Group memprediksi jumlah kelas menengah di Indonesia sebesar 64% dari 2012 yang berjumlah 41,6 juta jiwa menjadi 68,2 juta jiwa pada 2020. Dengan pengeluaran berkisar berkisar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan, kelas menengah ini menjadi pasar potensial bagi bisnis, tak terkecuali pebisnis waralaba.

Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kadin Amir Karamoy mengatakan, bisnis waralaba masih akan semarak tahun depan. Tak hanya waralaba lokal tapi juga waralaba asing. "Potensi pasar Indonesia jadi pemacu," ujar dia.

Berlakunya pasar bebas ASEAN, pewaralaba dari negeri tetangga di kawasan Asia Tenggara akan menyerbu pasar Indonesia. Pebisnis waralaba Thailand dan Filipina termasuk agresif mengincar bisnis di Indonesia. Dalam pameran Franchise & License Expo Indonesia 2014 belum lama ini, sekitar 45 brand waralaba asing siap merambah pasar Indonesia.

Mereka datang dari Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Jepang. Kebanyakan dari mereka membidik sektor makanan. "Ini bisnis paling unggul di tahun depan," kata Amir.

Naiknya pendapatan bertambahnya warga kelas menengah, berikut perubahan gaya hidup menjadi pendorong bisnis ini. Alasan yang sama menjadikan bisnis waralaba seperti ritel, salon dan spa, travel, pendidikan serta klinik kesehatan dan kecantikan juga menjanjikan. "Investor Jepang juga akan masuk bisnis kesehatan dan ritel lebih banyak lagi, " tandas Amir.

Pengamat waralaba Anang Sukandar menambahkan, bisnis waralaba kuliner masih akan mendominasi tahun depan. "Dibandingkan sektor lain, bidang makanan masih nomor satu," ujarnya. Bisnis ini menjanjikan karena pasarnya besar dan dibutuhkan semua orang sehingga perputaran uangnya lebih cepat.

Urutan kedua sektor ritel. Selanjutnya diisi sektor lain yang mayoritas berhubungan dengan kebutuhan warga dan gaya hidup konsumerisme. Sayang, peluang menggiurkan dari sektor kuliner, kata Amir dan Anang, dominan diambil waralaba asing. Adapun jagoan lokal, banyak yang bermain di sektor ritel. "Waralaba lokal jago kandang, padahal peluang di Asean juga terbuka, "ujar Amir.

Selasa, 30 Desember 2014

Peluang Bisnis Perangkat Elektronik

 
peluang bisnis terbaru
 
Banyaknya usaha elektronik yang ada saat ini, di karena kebutuhan masyarakat akan barang elektronik juga semakin meningkat.
 
NERACA
 
Permintaan masyarakat akan produk elektronik cukup tinggi, akibatnya usaha penjualan perangkat elektronik saat ini banyak ditemukan di berbagai tempat. Dari mulai usaha pembuatan barang elektronik, toko elektronik, usaha jasa reparasi barang elektronik, sampai Mandiri - UMKM - Mandiri Kredit Usaha Produktif elektronik banyak kita temukan di sekitar kita.
 
Apalagi, mengingat kalau saat ini produk elektronik bukan lagi menjadi barang mewah, hampir setiap rumah sudah memiliki barang elektronik. Tak peduli dari kalangan apa masyarakat tersebut. Ya, baik masyarakat menengah ke atas, maupun masyarakat menengah ke bawah sudah barang tentu menggunakan barang elektronik untuk memudahkan pekerjaan mereka.
 
Dengan kata lain, usaha di sektor elektronik memiliki prospek yang sangat cerah, apalagi saat ini perkembangan teknologi sangat pesat. Dan masyarakat pun memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut untuk mempermudah pekerjaan mereka.
 
Tentu saja, tingginya minat dan daya beli konsumen akan barang elektronik, memberikan keuntungan tersendiri bagi para pelaku Usaha elektronik. Seperti Ichen misalnya, keuntungan yang didapat cukup besar. Apalagi dia juga memberikan fasilitas kredit.
 
"Kan tidak semua konsumen punya banyak uang, saya bekerjasama dengan salah satu leasing untuk membiayai konsumen. Biasanya, konsumen yang ada di sini lebih mencari produk seperti televisi, PS, AC, kulkas, dan mesin cuci," sebut Ichen pemilik salah satu toko elektronik di bulangan Kebon Jeruk Jakarta barat.
 
Meski demikian, usaha di bidang ini juga pasti akan menemui kendala, nah kendala dalam menjalankan usaha ini biasanya adalah karena kurangnya modal untuk mengembangkan usaha. Karena untuk membuka Usaha elektronik, membutuhkan modal usaha yang tidak sedikit, apalagi jika melihat ketatnya persaingan bisnis yang cukup ketat.
Kendala yg lainnya yaitu harga barang elektronik yg sering naik turun, seiring dgn naik turunnya nilai rupiah.
 
Memulai Usaha
 
Untuk memulai utamanya yang harus disiapkan adalah lokasi usaha yang strategis, setelah urusan lokasi usaha terpenuhi, selanjutnya cari informasi distributor barang elektronik yg dapat menyuplai produk elektronik.
 
Bisa saja degan bekerjasama pada toko grosir elektronik yang ada pusat penjualan elektronik seperti Glodok atau Mangga dua. Lalu, atur strategi pemasaran usaha elektronik milik Anda. Bisa degan membagikan brosur maupun pamflet di lingkungan sekitar toko Anda.
 
Selain itu Anda juga bisa beriklan di media sosial dengan cara free, atau jika punya dana lebih banyak, pasanglah iklan di berbagai mediabaik media cetak, elektronik, dimana semua itu bertujuan agar masyarakat mengetahui informasi mengenai keberadaan Usaha Anda.
 
Nah, jika usaha Anda ini sudah berjalan, bila perlu berikan potongan harga untuk pembelian produk tertentu. Sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk elektronik pada di toko Anda. Karena walau bagaimana pun faktor harga sangat menentukan penjualan Anda.
 
Perlu Anda ingat, kunci kesuksesan usaha elektronik adalah dengan mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang saat ini. Intinya, dengan menyediakan produk elektronik dengan teknologi terkini mampu menarik minat konsumen
 
Artikel lainnya

Senin, 29 Desember 2014

Model Bisnis Unik dan Terpadu

Pada Januari 1993, Lippo Karawaci meresmikan pembangunan kota mandiri pertamanya Lippo Village di Karawaci, Tangerang, yang terletak 30 kilometer sebelah barat Jakarta. Kemudian, pada tahun yang sama, perseroan mulai mengembangkan Lippo Cikarang, sebuah kota mandiri dengan kawasan industri ringan yang yang terletak 40 km sebelah timur Jakarta. LPKR resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Juni 1996.

Setelah penggabungan delapan perusahaan properti pada 2004, Lippo Karawaci mengembangkan portofolio usahanya mencakup Urban Development, Large Scale Integrated Development, Retail Malls, Hospitals dan Hotels & Leisure.

LPKR yang tergabung dalam kelompok usaha Lippo Grup, memiliki usaha dalam bidang real estate, pengembangan perkotaan (urban development), pembebasan/ pembelian, pengolahan, pematangan, pengurugan dan penggalian tanah; membangun sarana dan prasarana/infrastruktur; merencanakan, membangun, menyewakan, menjual, dan mengusahakan gedunggedung, perumahan, perkantoran, perindustrian, perhotelan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat sarana olah raga dan sarana penunjang, termasuk tetapi tidak terbatas pada lapangan golf, klub-klub, restoran, tempat-tempat hiburan lain, laboratorium medik, apotik beserta fasilitasnya baik secara langsung maupun melalui penyertaan (investasi) ataupun pelepasan (divestasi) modal; menyediakan pengelolaan kawasan siap bangun, membangun jaringan prasarana lingkungan dan pengelolaannya, membangun dan mengelola fasilitas umum, serta jasa akomodasi.

Saat ini, LPKR adalah perusahaan properti terbesar di Indonesia dengan kapitalisasi pasar, aset dan pendapatan, dengan model bisnis yang unik dan terpadu. LPKR menciptakan perkembangan yang terencana yang menghindari kemacetan lalu lintas, yang bebas banjir, dan memiliki infrastruktur kelas dunia.

Perusahaan ini didorong oleh visi mempengaruhi kehidupan, sementara terus menciptakan nilai bagi para stakeholder. Atas keberhasilan perusahaan, LPKR melalui Lippo Cikarang terpilih sebagai The Region's Top 200 Small and Midsize Companies, Terbaik dibawah Satu Miliar Dolar dari Forbes Asia pada Desember 2014.

Hingga September 2014, LPKR dapat membukukan kenaikan 15,4 % laba yang terjadi karena terdapatnya pertumbuhan pendapatan yang sehat di semua lini bisnis, demikian dikatakan Perseroan melalui release pada hari Jumat. Laba bersih pengembang properti tersebut meningkat menjadi Rp1,05 triliun (USD86,8 juta) pada periode Januari-September dari Rp910 miliar pada periode sebelumnya.

LPKR memperkirakan laba perseroan 2014 mencapai Rp2,5 triliun, naik 107% dibandingkan 2013. Sementara pendapatan diperkirakan Rp11,7 triliun, naik 75%. Selama 2014, LPKR telah meluncurkan total 9 menara kondominium serta 1 gedung perkantoran. Perkiraan 2014, marketing sales properti LPKR mencapai sekitar Rp5,2 triliun atau tumbuh lebih dari 26% dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp4,1 triliun.

Sementara untuk 2015, LPKR memperkirakan laba sebesar Rp2,2 triliun atau turun 15%. Sedangkan pendapatan diperkirakan Rp11,6 triliun, turun 0,5%.

Selasa, 23 Desember 2014

Sribu Digital Kreatif, Raup Puluhan Miliar dari Ide Kreatif

Dunia industri kreatif Indonesia mengalami perkembangan yang pesat sejak beberapa tahun terakhir. Hal itu bisa dilihat dengan kemunculan banyak perusahaan di bidang industri kreatif saat ini.
Salah satunya yang didirikan Ryan Gondokusumo melalui PT Sribu Digital Kreatif. Keuletan dan kreativitas serta kemampuan menangkap peluang membuat perusahaan yang dihidupi dari kreativitas ini sukses meraup omzet hingga mencapai miliaran rupiah.
Bagaimana seluk beluk Ryan dalam membangkitkan usahanya. Berikut penuturan pemuda ini seperti melansir laman Studentpreneur, Selasa (16/12/2014):

Awal mula usaha
Ryan memulai usahanya bersama beberapa rekan pada September 2011. Idenya berawal ketika masih kerja di perusahaan lama, sebuah agen perjalanan.
"Saat itu kami membutuhkan desain poster untuk marketing campaign high season. Hasil yang kami dapatkan lewat inhouse desainer kurang memuaskan. Jadinya saya coba buat sebuah kontes di Kaskus dan dalam 5 hari saya mendapatkan 300 desain. Kami ingin nama yang mudah diucapkan dan dalam 5 menit, kami temukan nama Sribu," jelas dia.

Awalnya, dia mengaku hanya bersama salah satu rekannya Wenes saat memulai startup ini. Kemudian personel tim bertambah 15 orang dengan visi yang sama untuk menciptakan produk global.
Ryan bertugas menangani sebagian besar pekerjaan non teknis seperti operation, marketing, human resources dan investor relation. Sementara Wenes memimpin product development dan infrastruktur.
Berbeda dengan usaha lain, industri kreatif menuntut pembaruan dalam setiap produk yang dihasilkab. Ryan pun mengungkapkan alasan memilih crowdsourcing sebagai bisnis yang digeluti hanya karena idenya menarik.

Sedangkan alasan mengapa memilih website bisnis, dia menjawab itu karena pada waktu itu tidak mengira memerlukan banyak modal untuk memulainya. "Jadi, muncul ide untuk terjun kedalam dunia bisnis ini hingga seperti sekarang," kata dia.

Bisnis yang digeluti
Frustrasi pastinya ada dan menjadi bagian ketika memulai usaha. Tiga bulan pertama sejak launching Sribu.com, dia mengaku baru memiliki satu klien, namun jumlah desainer yang register lebih dari 2.000 desainer. 
Mendapatkan klien merupakan hal susah untuk bisnis baru karena brand dan trust level belum terbentuk, dan terlebih untuk Sribu karena konsep crowdsourcing masih sangat baru di Indonesia.
"Untuk mengatasi masalah ini, kita mulai menawarkan produk kami ke teman dekat dahulu sambil membuat testimonial yang kuat. Setelah itu klien lain akan menyusul.

Lantas apa sih jenis bisnis yang digeluti Ryan ini?. Dia menuturkan, Sribu adalah website yang menghubungkan antara klien yang membutuhkan desain dengan komunitas desainer.
Klien yang membutuhkan jasa desain dapat pesanan online melalui Sribu dan dalam 7 hari, klien akan mendapatkan ratusan desain yang dibuat dari komunitas desainer kami.
Sribu menawarkan 20 kategori desain mulai dari desain logo, desain cover buku, desain stationery, desain kemasan, desain website, banner, desain baju, penamaan dan lainnya.

Ryan mengklaim beberapa keuntungan menggunakan Sribu dibandingkan menggunakan agensi, freelance desainer, inhouse desainer adalah klien akan mendapatkan lebih dari 100+ desain dalam 7 hari dengan harga yang sangat terjangkau. Selain itu, desain pertama kurang dari 1 jam dengan revisi desain tanpa batas.
"Kami juga menawarkan sistem money back guarantee apabila tidak ada desain yang disukai maka bisa minta money back tapi tentunya terms & condition applied," kata dia.

Tantangan
Sebagai pioneer di crowdsourcing desain bisnis, awalnya sangat sulit untuk membuat klien menggunakan Sribu. Hal ini dikarenakan masalah sistem crowdsourcing yang sangat baru dan juga kepercayaan terhadap solusi desain online belum tinggi di Indonesia.
"Jadi, kami harus meyakinkan klien bahwa yang kami kerjakan pun memiliki kualitas yang jauh berbeda dengan tempat lainnya," dia bertutur.

Lalu, sudah berapa perusahaan yang sudah menggunakan jasa Sribu sampai sekarang dan berapa sih penghasilan yang didapat dari bisnis ini?.

Sejauh ini Sribu Digital dikatakan telah membantu kebutuhan branding dan desain UKM serta 1.500 klien besar secara global. Mayoritas klien besar berasal dari Indonesia, seperti Merpati, Wika, Jasa Marga dan Rice Bowl.
Sribu dikatakan memiliki 40 ribu desainer berkualitas yang telah terseleksi melalui sistem. Dengan desainer yang telah terseleksi ini, desain yang klien dapatkan tidak hanya banyak, namun sesuai dengan apa yang dicari

Saat ini, jumlah portofolio yang telah diupload di website Sribu mencapai 300 ribu portofolio dan jumlah payout lebih dari US$ 300 ribu.

Potensi besar
Hingga kini Ryan yakin usahanya masih akan terus berkembang. Sebab dari penilaiannya, dunia bisnis kreatif di Indonesia masih sangat berpotensi.
Permintaan klien yang membutuhkan solusi kreatif saat ini masih terbatas dan klien-klien tersebut masih perlu banyak diedukasi tentang pentingnya memiliki brand yang kuat.
"Memang memulai bisnis tidak mudah, namun mencoba adalah setengah dari keberhasilan. Ketika sudah terjun membuka usaha sendiri, pastikan memberikan komitmen penuh dan work smart," tandasnya.

Pemilik 4 Bisnis Kejar Gelar Sarjana

Daniel Fine adalah pendiri dan pemimpin sedikitnya empat perusahaan. Kini, di usianya ke-21 tahun, Daniel pun mengejar gelar sarjananya di Wharton School, University of Pennsylvania.
Dua tahun lalu, Daniel mendirikan Glass-U. Perusahaan dengan 10 karyawan ini memproduksi kacamata lipat yang mencetak brand berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat. Bahkan, Glass-U juga mendapatkan lisensi merchandise resmi untuk festival musik besar seperti Lollapalooza dan World Cup 2014. Daniel memproduksi kacamatanya di China dan mendistribusikannya ke penjuru negeri.

Saat ini, Daniel duduk di bangku kuliah tingkat akhir. Dia mendanai Glass-U dengan bantuan perusahaan tutor yang didirikannya sejak lulus SMA, NexTutors. Daniel juga mendanai Fine Prints, perusahaan pakaian yang dia dirikan sejak di bangku SMA dan Dosed, perusahaan teknologi perawatan kesehatan yang mengerjakan aplikasi smartphone untuk membantu penderita diabetes.

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Daniel bercerita tentang bagaimana dia memulai wirausaha dan mengapa dia memutuskan untuk menyelesaikan pendaftaran Thiel Fellowship. Program ini memungkinkan siswa untuk keluar dari sekolah dan memulai perusahaan. Daniel juga bercerita tentang upayanya meraih gelar sarjana. Berikut kutipan wawancaranya, seperti dilansir New York Times, Kamis (18/12/2014).
Pada usia berapa Anda memulai usaha?
Ketika berusia 11 tahun, adik saya, Jake yang berumur tujuh tahun didiagnosa dengan diabetes tipe satu. Tidak lama kemudian kami meluncurkan Team Brotherly Love dengan motto "menyelamatkan nyawa dan menemukan obat". Ini adalah cikal bakal Juvenile Diabetes Research Foundation dan terus berkembang dari sana. Hingga kini kami telah menggalang dana sekira USD1,9 juta. Ketika menjual pakaian untuk Brotherly Love, kami menyadari bahwa jika kami mampu memproduksi pakaian tersebut sendiri, maka kami akan mendapatkan margin keuntungan yang lebih tinggi, dan dengan begitu akan lebih banyak uang untuk diamalkan. Ini adalah ide yang mendasari kelahiran Fine Prints.

Bagaimana Anda memiliki ide untuk membuat Glass-U?
Saya punya satu laci penuh dengan kacamata hitam. Kami ingin membuat produk berkualitas tinggi namun dengan harga terjangkau. Kami lalu meluncurkan bisnis ini pada Rose Bowl 2013. Saat ini kami memegang hak lisensi untuk ratusan perguruan tinggi, sebagian besar organisasi mahasiswa di Amerika Serikat dan berbagai tempat hiburan.

Penjualan seperti apa yang Anda raih pada tahun pertama?
Kami tidak menyampaikan angka penjualan. Yang jelas, kami menjual 10 ribu unit kacamata.
Bisa ceritakan, kacamata apa ini?
Mereka dapat dilipat. Kacamata ini juga disimpan di kantung kecil yang imut, dan sekarang kantungnya juga berlisensi. Kacamata berlisensi ini kami banderol USD12,99. Dan kacamata asli tanpa logo lain kecuali Glass-U dihargai USD9,99.
Bagaimana Anda mendapat hak lisensi pada Piala Dunia 2014?
Sejak meluncurkan produk ini saya selalu berkata, "Dapatkah kau bayangkan jika kita membawa kacamata ini ke Piala Dunia?" Dulu itu benar-benar hanya mimpi. Kemudian, salah satu teman saya yang mencintai sepakbola dan bermain di University of Pennsylvania mengejar panitia Piala Dunia untuk saya. Sayangnya, saya mengalami kecelakaan bersepeda yang cukup parah, mematahkan tulang saya dan benar-benar lupa dengan Piala Dunia. Pada November 2013, ketika melihat logo Piala Dunia, saya lalu berpikir, apa yang terjadi ya?

Saya kemudian melihat kembali email yang dikirimkan Ben kepada kepala lisensi untuk FIFA. Saya menulis email ke mereka, memperkenalkan diri dan menanyakan kabar pengajuan lisensi. Ternyata, prosesnya sudah ditutup dan saya diminta menghubungi mereka kembali untuk Piala Dunia 2018.

Saya kirim email lagi dan bertanya siapa yang mendapat hak pembuatan pakaian dan aksesoris Piala Dunia 2014. Ternyata yang menang adalah Adidas dan satu perusahaan lain. Lalu saya minta kontak orang di perusahaan tersebut dan nekat menelefonnya, padahal saya tidak kenal orang itu. Ternyata saya tersambung dengan direkturmya langsung yang juga familiar dengan produk kami. Itulah cerita bagaimana kami menjadi pemegang lisensi resmi untuk FIFA.

Anda mempertimbangkan untuk melamar Thiel Fellowship, sebuah program pendanaan bernilai USD100 ribu untuk meninggalkan sekolah dan mengejar mimpi Anda?
Saya lolos hingga tahap kedua, tetapi tidak menyelesaikan lamaran saya. Di University of Pennsylvania, saya belajar di ruang kelas. Tetapi banyak keuntungan yang saya dapatkan dengan berada di sini dan tumbuh sebagai seseorang dan belajar tentang siapa saya, dan akan menjadi apa saya?
Apakah gelar akademis itu penting?
Di Sillicon Valley, tidak masalah jika kita tidak memiliki gelar akademis. Tetapi jika Anda melihat sektor lain seperti kedokteran atau keuangan, orang melihat gelar akademis sebagai aset wajib. Tumbuh dengan orangtua yang berprofesi sebagai dokter dan bekerja dengan orang dari lingkungan tersebut telah membuktikan hal itu. Memiliki alamat email resmi dari kampus juga telah membuka banyak pintu kesempatan. Saya rasa gelar akademis adalah hal yang penting, dan akan terus menjadi penting.
Bagaimana Anda mendanai perusahaan ini?
Pada tahun pertama, saya benar-benar terikat pada keuntungan bisnis sebelumnya. Saya juga beruntung memenangi banyak penghargaan yang memberikan banyak modal.

Seperti apa hari yang biasa Anda jalani?
Hari ini saya bangun pukul 7.21 pagi, lari 5 km di pusat kebugaran, melatih kekuatan dan kemudian menerima telefon bisnis dengan calon distributor di Texas. Saya mandi, pergi ke kantor, kemudian bertemu dengan tim Management 100. Ini adalah tim berisi 10 mahasiswa baru Wharton yang bekerja untuk proyek Team Brotherly Love. Saya kembali ke sini dan berbicara dengan Anda.

Dalam setengah jam, saya harus kuliah Management 104 disambung dengan Stat 102 hingga 4.30 petang. Lalu saya ada rapat lain diteruskan dengan hang out sebentar bersama teman sekira pukul 5.30 dan bersiap mendatangi acara teman. Saya mungkin akan kembali ke kantor pukul tujuh sekira setengah hingga satu jam untuk memeriksa beberapa hal. Kemudian saya akan makan malam dengan teman dan kembali ke kantor selama sejam. Setelah itu saya mungkin akan ke sekretariat organisasi kampus dan kemudian bekerja lagi hingga sekira pukul satu pagi.
Bagaimana dengan tugas kuliah?
Itu jadi perjuangan tersendiri. Saya tidak memiliki cukup waktu dalam sehari. Saya mahasiswa dengan nilai rata-rata B, dan itu tidak masalah buat saya. Saya tidak perlu menjadi mahasiswa unggulan di kelas, dan saya tidak melamar untuk pekerjaan yang mencari kandidat dengan nilai IPK tertentu.

Apa fokus rencana Anda setelah lulus kuliah?
Dosed. Ini adalah solusi mobile yang dimaksudkan merevolusi cara para penderita diabetes mengatur dan melacak dosis insulin mereka. Produk ini akan menjadi solusi masalah perkiraan. Ketika seseorang melihat hamburger dan berkata, "Oke, makanan ini memiliki 30 karbohidrat." Tetapi sebenarnya indeks karbohidrat di hamburger itu adalah 37, maka si penderita diabetes akan mengambil dosis insulin yang salah.
Usaha ini sebenarnya lahir dari sebuah ketidaksengajaan. Seorang teman yang merupakan fellow di program Thiel datang ke Pennsylvania untuk sebuah acara. Kami makan malam bersama dan saya bercerita padanya tentang masalah yang dihadapi penderita diabetes seperti adik saya. "Ingin melakukannya?" kata si teman. Kami lalu bergadang semalaman dan menggelontorkan ide ini kemudian memenangi sebuah penghargaan untuk terobosan teknologi dan kesehatan dalam delapan jam kemudian. Perusahaannya sendiri berdiri pada Maret lalu.

Ini adalah hal yang penting bagi saya. Jake didiagnosa menderita diabetes di RS Anak Philadelphia satu dekade lalu. Musim panas ini dia magang di departemen endokrinologi dan sekarang mengerjakan tes beta dengan mereka. Semua saling melengkapi.

Saat Suaminya Kritis, Perempuan Ini Justru Memulai Bisnis


Memulai Bisnis



Peluang bisnis bisa muncul dari mana saja. Bahkan, tragedi yang menimpa keluarga dapat menjadi sebuah ide bisnis. Seperti kisah lahirnya situs I Need A Specialist (Inas).

Cikal bakal Inas bermula kala Michelle Lemin, sang pendiri, mengalami kejadian pahit. Saat itu, suaminya terserang leukimia dan butuh pertolongan yang cepat, tanpa melalui prosedur rumah sakit yang membosankan.

Suami Michelle yang bernama Darren Lemin, punya kesempatan hidup hanya delapan minggu. Sementara itu, untuk mendapat kunjungan dokter spesialis, dia harus menunggu hingga satu bulan.

Michelle yang berpengalaman 19 tahun di industri kesehatan, mencoba mengerahkan jaringannya. Tujuannya hanya satu: suaminya lekas ditangani dokter spesialis.

Seluk beluk proses kerja para spesialis sudah dihapal betul oleh Michelle. Hasilnya, hanya butuh waktu empat hari saja, suaminya sudah mendapat perawatan dokter spesialis.

"Dia (suami) menjalani tiga kali kemoterapi dan kami hampir kehilangan dia beberapa kali. Tetapi, dia di sini untuk menceritakan kisah tersebut dan itulah tugas kita sekarang," kata Michelle dalam sebuah wawancara dengan Sydney Morning Herald.

Perjuangan mempertahankan hidup yang dialami Darren dengan cepat menyebar. Mulanya, kalangan terdekat seperti saudara, teman, dan kerabat. Mereka meminta bantuan Michelle untuk mengakses tenaga spesialis.

Memang, di Australia, untuk bertemu dokter spesialis membutuhkan waktu. Harus melewati perjanjian lantaran banyaknya pasien.

"Jadi, dari waktu ke waktu orang menghubungi saya untuk bertanya tentang waktu tunggu, janji, dan ketersediaan spesialis. Bahkan, mereka minta rekomendasi spesialis ke saya," katanya.

Melihat makin banyaknya permintaan, Michelle berinisiatif membuat direktori spesialis di ranah maya. Tidak sekadar daftar dokter spesialis, Michelle memberikan layanan layaknya perantara antara pasien dan spesialis. Fungsinya, untuk mempercepat pembuatan janji, sehingga pasien dengan cepat ditangani spesialis.

Michelle menekankan, Inas bukanlah tentang melewatkan antrean, atau kecurangan daftar tunggu. "Yang kita lakukan adalah jika pasien datang kepada kita dan berkata, 'Aku menunggu dokter anak selama enam bulan," katanya.

Maka sistem Inas akan mencari keberadaan dokter sesuai dengan tempat tinggal pasien. Lalu, Michelle akan mencarikan kamar bagi pasien itu di dokter spesialis tersebut. "Kami sudah membantu ratusan orang. Ini semua berhasil menghilangkan kekhawatiran mereka," katanya.

Seperti pengalaman Melissa Flentjar. Saat itu, dia terkejut ketika anak perempuannya mendadak kejang dan tak bisa bernafas saat makan siang. Putri berusia empat tahun itu diketahui menderita anafilaksis, semacam alergi.

"Kami panggil ambulans dan dia dibawa ke rumah sakit. Tapi kami disuruh pulang dan kemudian hal yang sama terjadi malam berikutnya," kenangnya.

Dokter yang saat itu menangani, memberi saran agar Melissa membawa putrinya ke spesialis alergi anak. Namun, untuk bertemu ahli alergi itu, harus menunggu waktu lima bulan.

Melissa lantas menceritakan kejadian itu di jejaring sosial. Dan, dia mendapat saran untuk mencoba layanan Inas. Benar saja, setelah mengakses Inas, anaknya bisa ditangani tenaga spesialis hanya dalam waktu 11 hari. Tak perlu lima bulan menunggu.

"Aku takut memikirkan yang terjadi. Alergi itu bisa menyebabkan kematian, jika terlambat ditangani," tuturnya.

Inas hanya dioperasikan lima karyawan. Inas tidak memungut biaya bagi kliennya, baik pasien maupun spesialis. Model bisnis Inas adalah periklanan. Setidaknya, begitulah yang mereka klaim saat ini. Sayangnya, tidak disebutkan berapa penghasilan Inas.

Yang pasti, perlahan-lahan layanan Inas mulai diminati. Tak saja pasien, tetapi kalangan spesialis. Michelle bilang, banyak spesialis, terutama mereka yang baru lulus, atau baru mulai praktik bergabung dengan Inas

Ide Bisnis 4 Orang Ini Masuk "Wirausaha Diplomat Success Challenge"


Ide Bisnis

Diplomat Success Challenge (DSC) 2014, ajang pecarian wirausaha dari Wismilak yang telah berlangsung sejak 23 Juni 2014, malam ini mencapai puncaknya.
Dari ribuan peserta yang telah mendaftar, terpilih 9 finalis (challengers) yang telah mengikuti proses karantina dan penjurian dalam format Market Challenge di 3 kota besar Indonesia yakni Surabaya, Bandung dan Yogyakarta.

"Puncaknya telah terpilih empat besar finalis yang memperebutkan total hadiah Rp 1 miliar sebagai modal usaha," kata Edric Chandra selaku brand manager Wismilak Diplomat pada acara Media Conference Final DCS 2014 di Jakarta (21/12) seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com.
Keempat finalis itu adalah Aceng Hamudin dari Garut, Jawa Barat, yang memiliki ide bisnis 3A++ Clinic, Lika Dian Fitranto dari Surabaya, Jawa Timur, yang memiliki ide bisnis Vitran Beverages, Lukman Hardy dari Magelang, Jawa Timur, yang memiliki ide bisnis Matcha Games dan Ryan Ade Pratama dari Jakarta, yang memiliki ide bisnis alat music Cajon.

“Ide bisnis yang masuk di tahun ke-5 kompetisi ini makin beragam. Peserta di bidang industri kreatif tahun ini meningkat. Ini bagus sebagai bentuk dukungan peningkatan kewirausahaan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di 2015,” jelas Edric.
Keempat finalis DSC 2014 terpilih memiliki ide bisnis yang unik dan bahkan sudah ada yang pioneer di bidangnya. Contohnya, Ryan Ade Pratama yang memiliki ide bisnis alat music Cajon yang dalam aplikasinya sudah mulai memproduksi alat musik ini untuk kebutuhan lokal.

Sementara ide bisnis 3A++ Clinic milik Aceng Hamudin menyediakan kosmetik revitalized anti aging yang terjangkau untuk masyarakat. Lalu ide bisnis baru Mathca Games atau kartu matematika milik Lukman Hardy yang sangat inovatif dan memiliki nilai edutaiment. Lain lagi dengan Vitran Beverages milik Lika Dian Fitranto yang mengusung konsep minuman sehat dengan packaging yang menarik.
Dewan komisioner atau juri pada tahun ini terdiri dari Surjanto Yasaputera (Manajemen PT Wismilak Inti Makmur Tbk.), bersama dengan Helmy Yahya (pebisnis dan entertainer) dan Antarina S.F. Amir (akademisi, pendiri dan managing director High Scope Indonesia).

“Untuk menjadi seorang wirausahawan, banyak sekali challenge yang harus dihadapi. Salah satu kendala yang krusial adalah masalah permodalan,“lanjut Edric.

Kamis, 18 Desember 2014

4 hal Penting yang harus anda ketahui sebelum berbisnis


ide Bisnis

kalau kita ngomongin bisnis pasti segalanya jadi serius, maklum soalnya urusan duit, agak agak sensitif :P, mungkin bagi beberapa orang duit bukan lah faktor utama, tapi tetap saja, sekaya orang apa pun dia pasti kalau soal duit ceritanya sama aja kaya orang gak punya duit :P hehehe! cuma mungkin bedanya kalau orang yang berduit terus kita ngomongin bisnis, pasti mereka tertarik dan bertanya terus menerus, hal tersebut terjadi bisa karena dua alasan, yang pertama dia skeptis, karena pengalaman dia mengatakan bahwa bisnis itu gak semudah yang di bayangkan! tapi di satu sisi dia juga penasaran, kali aja dia bisa salah! (itu lah bedanya orang yang punya duit dengan yang tidak)

ok, back to lap top! sebelumnya dan kalau boleh jujur saya sudah menjalankan berbagai bisnis mulai A sampai Z dari modal kecil hingga modal besar! dan hampir semua bisnis yang saya jalankan mempunyai pola yang hampir sama, 11-12 lah satu dengan yang lainnya! contoh bisnis tiket pesawat , tau sendiri kan bisnis tersebut bisa dibilang sempat booming pada tahun 2011 dan bahkan sampai sekarang! hari gini gak keluar pulau gak pake pesawat, bijimana gitu gan :P masa naik kapal laut! bisa nyampe berhari hari dong! :D

logikanya bisnis tiket pesawat bisa dibilang sangat berpotensi, akan tetapi jika kita menjalankan bisnis tersebut bukan berarti kita bisa jadi milyarder baru :D mau tau alasan nya ? alasannya sederhana kok, bisnis tiket pesawat hampir sama seperti bisnis pulsa! permintaan tinggi tapi di satu sisi, persaingan juga tinggi! jadi serba salah! mau mainin harga pasti repot :P tapi beda cerita kalau kita melakukan bisnis online! seperti ngeblog dan sebagainya! saingan ada tapi gak terlalu banyak, dan juga bisnis tersebut potensinya bisa terbilang sangat tinggi! dengan kata lain bisnis yang menguntungkan bukan lah bisnis yang memilki permintaan tinggi, akan tetapi lebih kepada bisnis yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi! semakin susah bisnis tersebut maka semakin berpotensi itu! kalau ente masih belum paham tentang bisnis silahkan baca arti Bisnis di Wiki
atau jika anda sedang mencari Ide Bisnis silahkan baca Artikel Ini "32 Ide Bisnis modal kecil yang harus anda ketahui "

Ok, kita lanjut ke laptop! Jika ente ingin melakukan bisnis ada baiknya untuk melakukan beberapa metode sederhana, seperti Riset dan penelitian, Strategi Marketing dan pemasaran, Beradaptasi dengan keadaan, dan yang terakhira dalah memperbesar bisnis. Riset dan penelitian sangatlah penting dan sangat menentukan apakah bisnis anda berhasil atau tidak! karena trik bisnis sukses pada dasarnya ada di langkah awal! yaitu pemilihan bisnis yang tepat! sebagai contoh, jika kita asal asalan memilih bisnis, seperti pulsa, tiket pesawat, jualan beras dan lain sebagainya! bisnis anda bisa saja maju, tapi tidak akan sebesar yang anda harapkan! alasannya cukup sederhana, karena persaingan nya sudah sangat besar! terkecuali modal ente memang benar benar sangat besar!

Marketing Promosi atau pemasaran, langkah ini sangatlah penting 50% faktor kesuksesan di tunjang dari sisi promosi dan pemasaran tentu saja selama pemilihan bisnis di awal perjalanan sudah tepat! marketing beda dengan produksi, dimana faktor produksi dapat dihitung dengan mudah dan pasti! akan tetapi jika kita berbicara pada faktor keberhasilan pemasaran pasti akan berpatokan pada pemahaman yang mendalam! karena marketing bukan lah ilmu pasti, akan tetapi ilmu sosial!contohnya, kita punya produk A, lalu mempromosikan produk tersebut ke 100 orang! ternyata dari 100 orang yang kita tawarkan ada 10 orang yang membeli produk kita! akan tetapi bukan berarti jika kita promosikan ke 1000 orang maka produk kita akan terjual 100 atau 10% dari total promosi! atau biasa di sebut dengan konversi!

jika penerapan marketing semudah itu! pastinya semua orang akan beralih profesi pada bidang marketing :P tapi pada kenyataannya, tidak semua orang suka dengan marketing atau sales :D betul tidak? dengan kata lain marketing dan penjualan tidak lah semudah dan yang kita bayangkan! akan tetapi tetap saja, jumlah jangkauan adalah salah satu faktor penting dalam kesuksesan sebuah promosi! artinya semakin banyak promosi maka semakin banyak pula produk yang akan terjual.

Hal yang tidak kalah penting adalah adaptasi , hal ini sangat penting karena setiap hari persaingan bisnis pasti akan muncul, dan pastinya mereka mempunyai ide ide yang lebih kreatif dibanding sebelumnya, meski pun tidak semua! tapi yang pasti para pelaku bisnis harus beradaptasi, karena kalau tidak mereka akan bernasib seperti dinosaurus ! besar tapi punah ;)

yang terkahir adalah memperbesar skala! awal sebuah bisnis pasti kecil! tidak mungkin besar, meski pun untuk beberapa kasus ada beberapa orang yang langsung memulai besar, tapi secara over all, bisnis harus berawal dari kecil terlebih dahulu! bisnis dimulai besar pun biasanya patungan atau group konglomerat! jadi hal tersebut di hitung sebagai mulai dari kecil! trik dalam bisnis adalah memperbesar! artinya bisnis yang baik itu adalah bisnis kecil yang bisa diperbesar! karena kalau tidak bisnis yang anda pilih akan di situ-situ saja!

saya rasa  4 hal penting dalam bisnis sudah lebih dari cukup saya harap tulisan yang saya buat bisa bermanfaat dalam perjalanan bisnis anda :D