Diplomat Success Challenge (DSC) 2014, ajang pecarian wirausaha dari
Wismilak yang telah berlangsung sejak 23 Juni 2014, malam ini mencapai
puncaknya.
Dari ribuan peserta yang telah mendaftar, terpilih 9 finalis
(challengers) yang telah mengikuti proses karantina dan penjurian dalam
format Market Challenge di 3 kota besar Indonesia yakni Surabaya,
Bandung dan Yogyakarta.
"Puncaknya telah terpilih empat besar finalis yang memperebutkan
total hadiah Rp 1 miliar sebagai modal usaha," kata Edric Chandra selaku
brand manager Wismilak Diplomat pada acara Media Conference Final DCS
2014 di Jakarta (21/12) seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang
diterima Beritasatu.com.
Keempat finalis itu adalah Aceng Hamudin dari Garut, Jawa Barat, yang
memiliki ide bisnis 3A++ Clinic, Lika Dian Fitranto dari Surabaya, Jawa
Timur, yang memiliki ide bisnis Vitran Beverages, Lukman Hardy dari
Magelang, Jawa Timur, yang memiliki ide bisnis Matcha Games dan Ryan Ade
Pratama dari Jakarta, yang memiliki ide bisnis alat music Cajon.
“Ide bisnis yang masuk di tahun ke-5 kompetisi ini makin beragam.
Peserta di bidang industri kreatif tahun ini meningkat. Ini bagus
sebagai bentuk dukungan peningkatan kewirausahaan dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN di 2015,” jelas Edric.
Keempat finalis DSC 2014 terpilih memiliki ide bisnis yang unik dan
bahkan sudah ada yang pioneer di bidangnya. Contohnya, Ryan Ade Pratama
yang memiliki ide bisnis alat music Cajon yang dalam aplikasinya sudah
mulai memproduksi alat musik ini untuk kebutuhan lokal.
Sementara ide bisnis 3A++ Clinic milik Aceng Hamudin menyediakan
kosmetik revitalized anti aging yang terjangkau untuk masyarakat. Lalu
ide bisnis baru Mathca Games atau kartu matematika milik Lukman Hardy
yang sangat inovatif dan memiliki nilai edutaiment. Lain lagi dengan
Vitran Beverages milik Lika Dian Fitranto yang mengusung konsep minuman
sehat dengan packaging yang menarik.
Dewan komisioner atau juri pada tahun ini terdiri dari Surjanto
Yasaputera (Manajemen PT Wismilak Inti Makmur Tbk.), bersama dengan
Helmy Yahya (pebisnis dan entertainer) dan Antarina S.F. Amir
(akademisi, pendiri dan managing director High Scope Indonesia).
“Untuk menjadi seorang wirausahawan, banyak sekali challenge yang harus dihadapi. Salah satu kendala yang krusial adalah masalah permodalan,“lanjut Edric.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar